Nama :
Aninda Bestari
Kelas :
3IA21
NPM :
51413048
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Nama Dosen :
Syefani Rahma Deski
Pengertian
Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi
visual atau lebih dikenal di kalangan
civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan
istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai
pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat.
Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu
dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya
berkaitan dengan indera penglihatan. Proses komunikasi disini melalui
eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan
lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek
terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang
ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan
untuk menguraikannya.Sejarah Desain Komunikasi Visual
·
VICTORIAN
Dengan
meledaknya revolusi industri, maka kebutuhan manusia pada zaman itu semakin
berkembang. Muncul kebutuhan untuk mempromosikan dan menginformasikan sesuatu
dari seseorang ke public umum. Teknologi cetak pun semakin berkembang, hingga
muncul kebutuhan-kebutuhan baru dalam bidang marketing, diantaranya kebutuhan
untuk mengedukasi pasar dengan iklan, bagaimana mempercantik sebuah kemasan
produk, bagaimana menginformasikan secara massal sebagai sebuah industrialisasi
yang semakin maju dan kompleks. Gaya Victorian ini terkesan natural. Terlihat
dari berbagai poster dan iklan pada zaman itu yang kebanyakan menggambarkan
seseorang dengan pose-pose yang terkesan datar, alami dan biasa terjadi di lingkungan
sekitar, pose-pose ekstrem misalnya menggunakan sudut pandang mata kodok sangat
sulit diterima pada zaman ini.
Ciri-ciri
style :
1.
Ilustrasi secara
realisme dan sentimental serta mengutamakan keindahan.
2.
Penggambaran karakter
perempuan yang berbadan subur.
3.
Framing berupa
ornamen-ornamen.
4.
Banyak ditemui
karya-karya yang sifatnya simetris.
5.
Typografi dengan
menggunakan fonts jenis Sans Serif banyak ditemui, dalam satu karya menggunakan
berbagai variasi font.
6.
Penggunaan
warna-warna yang natural.
·
ARTS AND CRAFTS
Arts and Craft muncul sebagai
bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian yang dianggap sudah terlalu tradisional
dan ketinggalan zaman. Selain itu Victorian juga miskin nilai-nilai estetis
karena sifat-sifatnya yang natural dan apa adanya. Maka Arts and Craft muncul
dengan pelopornya William Morris, mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan seni
decorative yang memiliki nilai craftmenship tinggi.
Ciri-ciri
style :
1.
Sudah memiliki
prinsip proporsi dan fungsi-fungsi bentukan.
2.
Memiliki nilai
estetis dan craftmenship yang sangat tinggi.
3.
Border berupa seni
ornament yang mayoritas berupa sulur-sulur atau tetumbuhan yang padat dan rumit.
4.
Dipengeruhi oleh gaya
ilustrasi Gothic.
5.
Bila dibandingkan
dengan gaya ilustrasi sebelmnya yaitu Victorian, Arts and Crafts jauh terlihat
lebih bagus dan inovatif.
·
ART NOUVEAU
Sama halnya dengan
Arts and Crafts, Art Nouveau juga muncul sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap
Victorian. Art Nouveau dianggap sebagai gaya ilustrasi yang pertama kali di
dalam dunia desain secara internasional. Seorang kritikus berpendapat mengenai
Art Nouveau, “one of the most imaginative innovation in the history of design”.
Ciri-ciri
style :
1.
Dekoratif, tetapi
jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan Arts and Craft.
2.
Pewarnaan yang flat.
3.
Sudah memiliki
prinsip penataan secara geometris.
4.
Umumnya asimetris,
gambar dan tulisan saling mengimbangi.
5.
Memiliki sifat simpati.
·
ART DECO
Art Deco muncul pada
sekitar tahun 1925, pada saat ‘Exposition International Des Arts Decoratifts et
Industrial Modernes’ di Paris, 1925. Sebuah karya Art Deco mempresentasikan
kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan
kecepatan pada masa itu. Mulai muncul bentukan-bentukan yang ebih modern,
dimana terdapat bentuk-bentuk geometris dan kurva-kurva, streamline, mjotion
line dan lampu-lampu mesin.
Ciri-ciri
style :
1.
Mempresentasikan
kemewahan, extravaganza, glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan
kecepatan.
2.
Bentuk-bentuk
geometris dan kurva-kurva, streamline, motion line dan lampu-lampu mesin.
3.
Mengutaman
kesederhanaan peletakan elemen-elemen desain.
·
KITSCH
Kitsch dalam bahasa
Jerman bermakna ‘bad taste’. Dalam dunia seni, kitsch biasa digunakan untuk
menjelaskan bahwa suatu karya itu memliki nilai sentimental yang berlebihan,
vulgar dan memiliki maksud tertentu. Gaya ilustrasi Kitsch tidak termasuk dalam
perkembangan Sejarah Desain Grafis karena aliran ini dianggap sebagai ‘outsider
arts’. Istilah Kitsch juga jarang disebutkan di dalam dunia pendidikan Desain,
tetapi terwakili oleh istilah gaya ilustrasi ‘Era 50-an’
Ciri-ciri
style :
1.
Realisme dan sering
dijumpai menggunakan teknik-teknik pencampuran dengan teknik lain seperti
fotografi dan kolase.
2.
Telah mengenal
prinsip title dan sub tilte.
3.
Penggunaan
warna-warna yang lebih menarik dan bervariasi.
4.
Over sentimental.
5.
Vulgar.
·
LATE MODERN
Periode Late Modern
didominasi oleh inovasi-inovasi dari Amerika. Gaya ilustrasi ini terinspirasi
dari European Avant Garde yang modernist. Muncullah karya-karya yang menjunjung
simplicity dan non-decorative. Pada masa inilah bidang periklanan mengalami
zaman keemasannya. Teknik-teknik fotografi, typesetting dan printing yang jauh
lebih modern telah banyak digunakan sehingga semakin menambah berbagai macam
methodology prinsip-prinsip dalam mendesain. Salah satunya yaitu teknik
gunting-tempel yang muncul sebagai inovasi pada masa ini.
Ciri-ciri
style :
1.
Berprinsip simplicity
2.
Komunikasi yang
terkonsep
3.
Cerdas dan kreatif
4.
Pencampuran berbagai
teknik fotografi, typesetting dan printing.
·
SWISS
Swiss memliki
pengaruh besar tehadap perkembangan dunia desain grafis selama lebih dari dua
dekade. Terutama dalam area desain corporate identity. Para desainer
Swiss adalah para desainer yang sangat perfeksionis dalam bentuk dan tipografi
sans serif serta desainnya yang minimalis dan lebih mengutamakan pesan yang
disampaikan. Desain yang simetris dan simetris didapatkan dari pemanfaatan
grid-grid untuk mengorganisir elemen-elemen grafis dalam sebuah karya.
Ciri-ciri
style :
1.
Dingin dan impersonal
.
2.
Asimertris dan
simetris .
3.
Penggunaan grid dalam
proses desain .
4.
Minimalis.
·
PSYCHEDELIA
Psychedelia muncul
beriringan dengan budaya hippies yang berkembang pada tahun 60-an di daerah
Haight Ashbury, San Fransisco. Nama psychedelic berkaitan erat dengan
psychedelic drugs yang popular di kalangan kaum muda pada saat itu, terutama
seringkali ditemui penggunaannya pada konser-konser music rock. Poster artis
berusaha untuk menangkap kesan visual penglihatan para pengguna drugs pada saat
sedang ‘fly’. Gaya-gaya tipografi pada Psychedelic terpengaruh oleh Art
Nouveau, tetapi terdapat pemadatan, bentuknya curvilinear dan berupa
handwriting. Pada pewarnaan terpengaruh gaya Pop Art denganwarna-warnanya yang
mencolok dan ramai.
Ciri-ciri
style :
1.
Penggunaan
warna-warna yang mencolok dan ramai.
2.
Tipografi handwriting
dan curvilinear shapes.
3.
Keterbacaan tipografi
rendah.
4.
Font yang unik dan khas.
·
CONTEMPORARY
Contemporary tidaklah
termasuk dalam perkembangan Desain Grafis, karena ini adalah kumpulan dari
berbagai macam aliran-aliran desain yang sedang berkembang pada sekitar tahun
`1965 hingga sekarang.
Ciri-ciri
style :
1.
Tipografi yang
semakin kreatif dan inovatif, tipografi tidaklah lagi hanya sekedar tulisan
tetapi sudah menjadi bagian dari image.
2.
Penggunaan teknik
fotografi yang semakin berkembang.
3.
Penggunaan
letterforms sebagai image.
Perbedaan Desain Komunikasi
Visual dan Seni Murni
Desain Komunikasi Visual bisa dibilang
merupakan bagian dari seni rupa modern tetapi bukan seni rupa murni. Karena Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati keindahannya. Seni
murni mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai contoh adalah lukisan, kaligrafi,
dan patung.
Elemen-elemen
Desain Komunikasi Visuala. Tata Letak Perwajahan (Layout)
Pengertian layout menurut Graphic Art Encyclopedia (1992:296) “Layout is arrangement of a book, magazine, or other publication so that and illustration follow a desired format”. Layout adalah merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah, atau bentuk publikasi lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan.
Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa: “Layout includes directions for marginal data, pagination, marginal allowances, center headings and side head, placement of illustration.” Layout juga meliputi semua bentuk penempatan dan pengaturan untuk catatan tepi, pemberian gambar, penempatan garis tepi, penempatan ukuran dan bentuk ilustrasi. Menurut Smith (1985) dalam Sutopo (2002:174) mengatakan bahwa proses mengatur hal atau pembuatan layout adalah merangkaikan unsur tertentu menjadi susunan yang baik, sehingga mencapai tujuan.
b. Tipografi
Menurut Frank Jefkins (1997:248) tipografi merupakan:
“Seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan dan kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan.”
Wirya (1999:32) mengatakan bahwa beberapat tipe huruf mengesankan nuansa-nuansa tertentu, seperti kesan berat, ringan, kuat, lembut, jelita, dan sifat-sifat atau nuansa yang lain.
c. Ilustrasi
Ilustrasi dalam karya desain komunikasi visual dibagi menjadi dua, yaitu ilustrasi yang dihasilkan dengan tangan atau gambar dan ilustrasi yang dihasilkan oleh kamera atau fotografi. Menurut Wirya (1999:32) ilustrasi dapat mengungkapkan sesuatu secara lebih cepat dan lebih efektif daripada tekas.
Fungsi ilustrasi menurut Pudjiastuti (1997:70) adalah:
“Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat dan cepat serta mempertegas sebagai terjemahan dari sebuah judul, sehingga bisa membentuk suatu suasana penuh emosi, dari gagasan seakan-akan nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca dan bisa mengurai cerita berupa gambar dan tulisan dalam bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi, maka pesan menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gambar daripada kata-kata.
d. Simbolisme
Simbolisme sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan karena sifatnya yang universal dibanding kata-kata atau bahasa. Bentuk yang lebihh kompleks dari simbol adalah logo. Logo merupakan identifikasi dari sebuah perusahaan karena logo harus mampu mencerminkan citra, tujuan, jenis, serta objektivitasnya agar berbeda dari yang lainnya. Farbey (1997:91) mengatakan bahwa banyak iklan memiliki elemen-elemen grafis yang tidak hanya terdapat ilustrasi, tetapi juga terdapat muatan grafis yang penting seperti logo perusahaan atau logo merek, simbol perusahaan, atau ilustrasi produk.
e. Warna
Warna merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi sebuah desain. Pemilihan warna dan pengolahan atau penggabungan satu dengan lainnya akan dapat memberikan suatu kesan atau image yang khas dan memiliki karakter yang unik, karena setiap warna memiliki sifat yang berbeda-beda. Danger (1992:51) menyatakan bahwa warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal.
f. Animasi
Penggunaan unsur-unsur gerak atau disebut animasi khususnya dalam multimedia akan menimbulkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya. Istanto (2001:61) mengatakan bahwa konsep dari animasi menggambarkan gerak sehingga dapat mendukung tampilan secara lebih dinamis.
Berdasarkan teknis pembuatannya, animasi dibagi menjadi dua, yaitu:
• Animasi dua dimensi (2D), adalah animasi yang berkesan datar (flat), baik itu karakter maupun warnanya.
• Animasi tiga dimensi (3D), adalah karakter yang dibuat dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan adanya kesan mendalam atau berdimensi ruang.
Penggunaan animasi dalam sebuah desain multimedia dapat menjadikan tampilan menjadi lebih menarik dan dinamis. Pemilihan jenis animasi yang digunakan bergantung pada kebutuhannya sehingga desaian yang dihasilkan dapat lebih efektif dan efisien.
g. Suara
Suara merupakan elemen pendukung yang digunakan untuk lebih menghidupkan suasana interaksi. Dalam multimedia interaktif, suara dibedakan menjadi dua, yaitu suara utama dan suara pendukung. Suara utama adalah suara yang mengiringi pengguna selama interaksi berlangsung, sedang suara pendukung merupakan suara yang terdapat pada tombol-tombol.
Sumber Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Desain_komunikasi_visual
https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_murni
http://www.jurusankuliah.net/2013/09/jurusan-dkv-desain-komunikasi-visual.html
https://belajarmultimedia.wordpress.com/2010/09/16/elemen-elemen-desain-komunikasi-visual/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar